Waspadai Ciri-Ciri Terjadi Infeksi Setelah Kuret

Pernahkah Kamu mendengar istilah kuret? Atau bahkan Kamu disarankan, atau mungkin pernah, menjalani prosedur kuret? Lalu, Apakah prosedur ini aman? Dan bagaimanakah ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret yang perlu diwaspadai?

Prosedur kuret biasanya dilakukan dengan tujuan untuk “membersihkan” rahim dari adanya jaringan-jaringan yang tidak normal, misalnya sisa dari keguguran atau plasenta yang tertinggal setelah melahirkan.

Namun meski bertujuan untuk “membersihkan”, prosedur kuret juga bisa menimbulkan infeksi. Oleh sebab itu, kamu juga harus mewaspadai ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret yang mungkin bisa kamu alami.

Namun sebelum membahas lebih lanjut, mari kita simak dahulu penjelasan mengenai prosedur kuret itu sendiri.

Prosedur kuret adalah operasi yang dilakukan oleh dokter untuk “membersihkan” rahim, yakni dengan mengeluarkan jaringan-jaringan abnormal dari dalam rahim.

Jaringan-jaringan abnormal ini dapat berupa janin yang keguguran karena tidak berkembang atau meninggal di dalam kandungan, atau bisa juga sisa plasenta yang masih trtinggal di dalam rahim setelah poses melahirkan. Sisa-sisa jaringan ini disebut juga jaringan endometrium.

Sebelum menjalani proses kuret kandungan pasien akan melakukan serangkaian tes biopsi untuk memastikan apakah ada jaringan endometrium yang abnormal dan perlu untuk dikeluarkan dengan proses kuret atau tidak.

Jika iya, maka prosedur kuret kandungan yang dilakukan oleh dokter umumnya terdiri dari tiga tahap, yakni persiapan, pelaksanaan prosedur, dan pemulihan pasca tindakan. 

Beberapa kondisi yang dapat menjadi indikasi adanya masalah dalam rahim sehingga menjadi penyebab kandungan dikuret antara lain:

  • Adanya jaringan abnormal dalam rahim seperti miom aau kista
  • Adanya sisa jaringan dari embrio yang tidak berkembang
  • Adanya sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim setelah proses melahirkan
  • Pendarahan abnormal setelah menopause
  • Tejadinya kehamilan anggur atau kehamilan molar
  • Adanya sisa jaringan setelah mengalmi keguguran

Jika terdapat kondisi-kondisi di atas, dokter dapat menyarankan tindakan kuretase untuk “membersihkan” rahim pasien. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil resiko penyakit atau kondisi yang lebih parah.

Namun demikian, proses kuretase pun juga memiliki risiko, seperti kerusakan serviks, perforasi rahim, serta terjadinya infeksi setelahnya.

Jika terjadi Infeksi setelah kuret bisanya muncul setelah kurun waktu tertentu, misalnya satu minggu. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri terjadi infeks setelah kuret yang harus diwaspadai:

  1. Demam tinggi di atas 300 celcius
  2. Keram pada perut, atau kondisi perut yang sakit sekali
  3. Pendarahan
  4. Keputihan yang tidak normal dan berbau tidak sedap

Risiko infeksi setelah kuret memang lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang mengalami keguguran di usia kehamilan 20 minggu. Namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada usia kehamilan kurang dari itu.

Sehingga sebaiknya segera konsultasikan ke dokter jika Kamu mengalami hal-hal di atas setelah menjalani proses kuretase, maka segeralah ke dokter untuk mendapat penanganan.

Penyebab infeksi setelah kuret umumnya dipicu oleh kontaminasi bakteri di dalam rahim. Dan untuk menangani infeksi ini biasanya dokter akan memberikan obat-obatan antibiotik serta obat pereda nyeri bila diperlukan.

Selain itu, untuk menghindari risiko infeksi dan mencegah memburuknya kondisi rahim setelah kuret, perhatikan pula hal-hal berikut ini selama menjalani masa pemulihan pasca prosedur kuret:

  1. Beristirahat total setelah menjalani proses kuretase, setidaknya 2 hingga 3 hari
  2. Tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat
  3. Tidak melakukan aktivitas seksual setidaknya 2 minggu pasca prosedur koretase
  4. Gunakan pembalut yang lembut untuk menyerap darah dan jangan gunakan tampon
  5. Jangan melakukan douching pada vagina
  6. Periksakan diri secara rutin

Demikian penjelasan mengenai prosedur kuret, ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret, serta hal yang harus diperhatikan selama proses pemulihan pasca kuret agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *