Ciri Proplas Tali Pusat dan Tindakan Medisnya

Secara normal, bayi lahir lebih dulu, lalu tali pusar, selanjutnya plasenta. Dalam kasus yang jarang terjadi, tali pusar bisa menggantung atau menyangkut. Ini berarti tali pusar keluar dari posisi normalnya atau disebut prolaps tali pusat atau pusar. Tali pusar keluar dari leher rahim dan bisa masuk ke vagina sebelum bayi keluar.

Menjadi proses yang berisiko, kelahiran dengan kondisi ini tergolong rentan dan biasanya disarankan untuk lahiran dengan metode operasi caesar demi melindungi ibu dan bayi. Terdapat beberapa gejala atau ciri saat kehamilan berisiko mengalami gangguan kesehatan satu ini.

Memahami Kondisi Prolaps Tali Pusat

Prolaps tali pusat adalah suatu kondisi yang mana tali pusat bayi melewati janin, menutupi jalan lahir atau menonjol di depan janin. Pada kondisi ini, bayi harus segera dilahirkan untuk menghindari risiko hipoksia.

Melalui tali pusat, janin dapat menerima semua nutrisi dan oksigen sebagai asupan penting dari ibu demi mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Mengingat fungsi yang sangat penting ini, keberadaan tali pusat yang normal dan sehat harus selalu dijaga sampai anak lahir.

Prolaps tali pusat bisa dikatakan merupakan komplikasi yang tergolong cukup jarang dan dapat terjadi pada 1 dari 300 kelahiran. Sebagian besar kasus ini terjadi karena bayi lebih banyak bergerak menjelang lahir.

Apa penyebab prolaps tali pusat saat lahiran? Perubahan gerakan dapat mempengaruhi posisi tali pusat, sehingga menyebabkan tali pusat bergeser dan menutupi tempat lahir bayi. Hal ini dapat menyebabkan kompresi tali pusat dan peningkatan tekanan pada pembuluh darah. Ini adalah kondisi di mana tali pusar maju dan jalan lahir tertutup.

Gejala dan ciri-cirinya:

  • Ketuban pecah dini  atau sekitar kehamilan di usia 37 minggu.
  • Nyeri hebat menjelang persalinan.
  • Biasa terjadi pada kehamilan anak kembar.
  • Terjadi atau mengalami polihidramnion (kelebihan cairan ketuban).
  • Bayi lahir dengan berat terlalu rendah.
  • Adanya kelainan janin dan organ tali pusat.

Paling berbahaya, kondisi dan gejala prolaps tali pusat ini memicu kondisi berisiko seperti menurunkan kadar oksigen dan detak jantung pada bayi yang menyebabkan kematian. Kondisi ini pun yang membuat ibu tidak diperbolehkan kelahiran normal.

Cara Mengatasi Prolaps Tali Pusat

Setiap kondisi tentu membutuhkan solusi yang berbeda-beda. Termasuk pada kondisi prolaps yang mana harus memperhatikan kondisi ibu dan bayi dalam perut. Beberapa tindakan medis yang banyak dipilih dokter di antaranya:

Mengubah Posisi Bayi dan Tali Pusat

Sebagai solusinya, dokter biasanya mencoba memposisikan ulang bayi dan tali pusar. Dengan cara ini, maka dapat mengurangi kemungkinan bayi menderita hipoksia akibat prolaps. Tindakan ini dilakukan jika tekanan pada tali pusar bayi tidak terlalu tinggi. Dokter dapat meningkatkan suplai oksigen kepada sang ibu untuk meningkatkan aliran darah bayi.

Cairan Amnion

Langkah lainnya yang dapat dilakukan pada kasus prolaps adalah infus cairan amnion. Infus cairan ketuban adalah prosedur untuk mengobati prolaps tali pusat dengan memasukkan garam ke dalam rahim selama persalinan.

Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan pada tali pusat.

Asupan Oksigen

Di sisi lain, pada kasus yang lebih serius, prolaps sebelum proses persalinan tiba harus selalu dipantau oleh dokter dan tim medis. Ibu akan diberi asupan oksigen dari sekian jam sebelum persalinan. Sambil terus dipantau, tim medis berusaha terus mencari tahu risiko masalah pada tali pusat bayi.

Sulit untuk memprediksi apakah prolaps tali pusat akan terjadi selama persalinan. Meskipun ada banyak faktor risiko, kondisi tali pusat yang menonjol sering terjadi pada orang yang berisiko rendah dan melahirkan pada waktu yang diharapkan.

Popok Bayi Baru Lahir, Kain Atau Sekali Pakai?

Ada dua popok bayi baru lahir yang bisa kamu pilih, yaitu popok kain dan popok sekali pakai (disposable). Memilih popok bayi baru lahir adalah salah satu keputusan sulit yang harus dilakukan ibu setelah melahirkan.

Lantas, apa rekomendasi popok bayi baru lahir yang bagus? Kenali perbandingan di antara popok kain dan popok sekali pakai di artikel ini.

Perbedaan Popok Kain dan Popok Sekali Pakai

Tidak ada yang paling baik di antara popok kain dan popok sekali pakai. Namun, kedua popok tersebut memiliki beberapa perbedaan yang bisa menjadi pertimbangan. Inilah perbedaan popok bayi baru lahir:

  1. Bahan Pembuatan

Perbedaan popok kain dan popok sekali pakai yang paling jelas adalah bahan pembuatan. Kebanyakan popok sekali pakai dibuat dari kertas, dengan persentase yang lebih rendah terbuat dari minyak bumi.

Sementara itu, bahan pembuatan popok kain lebih beragam. Ada popok kain yang terbuat dari katun, wol, nilon, bulu domba, microfiber, dan polyurethane thermoplastic.

  1. Pengaruh Popok pada Kulit Bayi

Ternyata, popok sekali pakai lebih efektif mencegah ruam popok. Ini karena popok sekali pakai yang modern bisa menyerap cairan lebih baik daripada popok kain. Pada popok kain, urin dan feses akan terjebak dalam kulit. Hal itu membuat kulit jadi lembab dan rentan mengalami ruam.

Namun di balik itu, tidak sedikit bayi yang mengalami alergi karena penggunaan bahan-bahan tertentu dalam popok sekali pakai. Bahan yang dimaksud misalnya karet, parfum aroma, pewarna, dan bahan perekat.

  1. Dampak Lingkungan

Secara kasat mata, popok kain lebih baik daripada popok sekali pakai dari segi dampak lingkungan yang dihasilkan. Ini karena popok sekali pakai menghasilkan sampah yang menumpuk. Setidaknya, sebelum bayi bisa buang air di toilet, mereka menghabiskan 5000 hingga 6000 popok.

Namun, perusahaan popok sekali pakai membantah hal itu. Listrik dan air yang digunakan untuk mencuci popok kain dikatakan tidak ramah lingkungan. Bahan pembuatan popok kain yang berasal dari kapas juga ternyata memiliki dampak tertentu pada lingkungan.

Popok kain bisa tetap ramah lingkungan dengan teknik mencuci yang benar. Dengan mencuci popok kain sekaligus dalam jumlah banyak dan tidak menggunakan pengering, dampak buruk terhadap lingkungan yang dihasilkan bisa turun. Selain itu, lebih baik menurunkan popok kain dari kakak daripada membeli baru.

  1. Biaya

Popok sekali pakai terkesan mahal karena bayi harus sering mengganti popok. Namun, mahal atau murah popok tersebut ditentukan oleh jenama popok yang dipilih.

Sementara itu, biaya yang dikeluarkan untuk popok kain terbagi menjadi dua yaitu biaya celana dan biaya insert popok. Pengeluaran ini merupakan pengeluaran satu kali. Tak hanya itu, ada pula pengeluaran berupa biaya listrik dan air yang digunakan untuk mencuci popok.

Cara Mencuci Popok Kain

Popok kain yang tidak dicuci dengan benar bisa menyebabkan ruam popok. Popok kain harus dicuci sampai bersih hingga tak ada lagi residu feses, urin, atau sabun yang menempel.

Kamu bisa mengikuti cara mencuci popok kain yang betul berikut ini:

  • Pertama, popok kain yang kotor direndam dalam air dingin.
  • Kedua, popok kain dicuci menggunakan deterjen dan pemutih. Gunakan air panas ketika mencuci. Untuk menghilangkan bau dan sisa-sisa sabun yang tak mudah hilang, cuka bisa kamu gunakan.
  • Ketiga, bilas popok kain dalam air dingin sebanyak dua kali. Jangan gunakan pelembut pakaian karena berisiko mengiritasi kulit bayi.
  • Keempat, jemur popok kain hingga benar-benar kering.

Saat memilih popok bayi baru lahir, kamu bisa menyesuaikannya dengan kenyamanan bayi dan kesanggupan orang tua. Popok sekali pakai lebih mahal karena sering diganti, tetapi juga jauh lebih praktis karena tinggal buang. Sementara itu, popok kain mengharuskanmu mencuci popok setiap saat. Jenis popok manapun yang kamu pilih, ketahuilah bahwa itu yang terbaik untukmu dan anak.